Arsitektur Ramah Lingkungan
Pengertian Arsitektur Ramah Lingkungan
Arsitektur yang
berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi
atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya”
dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif.
Mengoptimalkan
sistem tata udara – tata cahaya, integrasi antara sistem tata udara
buatan-alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode
pasif dan aktif dengan material dan insturumen hemat energi.
Usulan tiga kriteria untuk sebuah
bangunan hemat energi:
- bangunan harus dilengkapi dengan peralatan yang efisien
dan bahan yang tepat untuk lokasi dan kondisi;
- bangunan harus menyediakan fasilitas dan layanan yang
sesuai dengan penggunaan bangunan yang dimaksudkan;
- bangunan harus dioperasikan sedemikian rupa untuk
memiliki penggunaan energi rendah dibandingkan dengan, bangunan sejenis
lainnya.
Rumah
Ramah Lingkungan
Pengertian rumah passiv (rumah
hemat energi),
seperti ditulis laman Deutsche Welle, adalah bangunan
yang temperaturnya tetap optimal baik di musim panas maupun di musim dingin.
Prinsip dasarnya adalah manajemen panas, yakni dengan mencegah kehilangan panas
dan mengoptimalkan sirkulasinya.
Panasnya diperoleh dari alam, biasanya dari sinar matahari yang masuk lewat
jendela atau dari radiasi panas penghuni dan peralatan rumah tangga. Rumah
hemat energi ini pertama kali di buat oleh arsitek dari Jerman.
Memang rumah hemat energi semacam itu,
memerlukan biaya pembangunan lebih mahal dibanding rumah biasa. Akan tetapi,
biayanya kemudian dapat dikompensasi dengan ongkos energi yang 80 persen lebih
hemat dan murah. Selain itu iklim di dalam rumah lebih sehat karena dibangun
secara ekologis.
Contoh Rumah Ramah
Lingkungan
Contoh rumah passiv yang dibuat oleh Miwa Mori yang berusia
34 tahun, sekitar 12 tahun lalu mendapat beasiswa dari Dinas Pertukaran
Akademik Jerman DAAD untuk melanjutkan pendidikannya di kota Suttgart Jerman,
setelah ia menamatkan kuliahnya di Jepang.
Di pintu masuk model rumah passiv di kota Ishioka itu, masih
berlaku tradisi Jepang, yakni para pengunjung harus menanggalkan sepatunya.
Ketika masuk rumah, pandangan akan tertuju pada ruang terbuka di ruang keluarga
di lantai dasar hingga ke lantai pertama. Pengusaha pembangunan perumahan
lokal, Shimada, ingin memperoleh keuntungan cukup besar dari pembangunan rumah
passiv gaya Jerman ini. Karena itulah, agar pelanggan Jepang mengerti apa rumah
hemat energi dengan standar Jerman, ia membangun rumah contoh bersama arsitek
Mori.
Ruang dapur rumah passiv yang dibangun Miwa MoriRuang dapur
rumah passiv yang dibangun Miwa MoriDi lantai dasar, Shimada membangun satu
unit dapur cukup lebar di dinding bagian belakang. Ruangan di depannya dapat
digunakan untuk meletakkan meja dapur. Sebuah tangga spiral menghubungkan
lantai dasar dengan lantai atas yang dirancang seperti galeri. Di lantai atas
terdapat tiga kamar tidur. Bagian dalam rumah nyaris semuanya dibuat dari kayu.
Terutama kayu cendana Jepang yang memainkan peranan penting bagi pengusaha
Shimada, yang ingin menggunakan material kayu khas dari Jepang untuk membangun
rumah hemat neregi.