Monday, January 21, 2019

Kritik Arsitektur – Metode Kritik Normatif


Object : Petronas Twin Tower
Menara Kembar Petronas berada di kota Kuala Lumpur, Malaysia. Menara ini adalah pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada 1998 melampaui Willis Tower dan berakhir pada 2004 setelah dilampaui oleh Taipei 101 tetapi menara ini masih merupakan bangunan tertinggi di dunia pada abad 20.
Menara kembar Petronas memegang gelar sebagai menara tertinggi di dunia dari tahun 1998 hingga 2004 dari segi ukuran ketinggian asli ( dari lantai pintu masuk utama hingga lantai atas ) yang sesuai dengan aturan organisasi internasional yaitu Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban sejak 1969.
Menara Petronas dirancang oleh arsitek César Pelli dari Argentina, insinyur strukturnya Thornton Tomasetti, dibangun oleh pengembang KLCC Holdings Sdn Bhd selama 7 tahun dengan biaya US$ 1,6 Milyar. Menara yang dibuat setinggi 88 lantai ( + 5 bawah tanah ), luas 395.000m2 ( 4.252.000 ft2 ) dengan elevator sebanyak 78 buah,  dibuat dengan beton bertulang dengan eksterior dari metal dan glass, dirancang menyerupai motif seni islam untuk mencerminkan agama Islam di Malaysia. Pengaruh Islam yang lain adalah penampang lintang kedua menara yang berbentuk geometri dasar islam yaitu Rub al-hizb ditambah dengan bagian bundar untuk memenuhi keperluan ruang kantor. 
Menara ini dibangun di atas pondasi Pacuan Kuda Kuala Lumpur, Peletakan batu pertama pada 1 Januari 1992 tetapi pembangunan baru dimulai pada 1 Maret 1993 selesai 1 April 1994. Kedalaman batuan dasar sampai 120 meter, yang dibuat dalam waktu 1 tahun oleh Bachy Solentanche, menjadikan bangunan ini merupakan mempunyai  pondasi terdalam di dunia.
Menara 1 dibangun oleh konsorsium Jepang yang dipimpin oleh  Hazama Corporation dan Menara 2 dibangun oleh dua kontraktor Korea Selatan yaitu Samsung Engineering & Construction dan Kukdong Engineering & Construction. Jembatan kedua menara juga dikerjakan oleh Kukdong dan City Center oleh  B.L. Harbert International.
Pada proses pembangunan, karena kekurangan baja dan biaya untuk impor maka menara ini didirikan di atas beton bertulang yang amat kokoh yang tersusun bentuk radikal yang murah sekali. Beton yang sangat kokoh dikenal banyak kontraktor di Asia dan dua kali lebih efektif mengurangi guncangan dibandingkan baja. Oleh karena itu bangunan ini beratnya dua kali dibandingkan bangunan baja dan sejenisnya. Didukung oleh teras beton 23 x 23 meter dan lingkaran luar dengan tiang penopang super berjarak lebar, menara ini menggunakan sistem struktur canggih yang sesuai dengan profil bangunannya yang ramping serta menyediakan ruang kantor tanpa tiang seluas 560.000 m2.
Bangunan menara ini direnovasi 1 Januari 1997 dan baru diresmikan pada 1 Agustus 1999. Pada bagian bawah menara kembar ini terdapat pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Dewan Filharmonik Petronas.
            Menara Kembar Petronas menjadi bangunan tertinggi di dunia—sebelum didirikannya Taipei 101 pada tahun 2004—yang diukur hingga ke atas komponen strukturnya (puncak, bukan antena).Puncak (spire) dianggap sebagai bagian penting dalam arsitektur bangunan tersebut, dan jika diubah bisa jadi banyak mengganti penampilan dan arsitektur bangunan, sedangkan antena bisa dipasang atau dicabut tanpa mempengaruhi penampilan bangunan. Menara Kembar Petronas masih merupakan bangunan kembar tertinggi di dunia.
Menara Willis (dahulunya Spears) dan World Trade Center terdiri dari 110 lantai, sehingga lebih banyak 22 lantai dibandingkan Menara Kembar Petronas yang berjumlah 88 lantai. Atap dan tingkat tertinggi Menara Willis dan World Trade Center agak melebihi ketinggian atap dan tingkat tertinggi Menara Kembar Petronas. Antena tertinggi di Menara Willis adalah 75 m (246 kaki) lebih tinggi dibanding puncak-puncak Menara Kembar Petronas. Walaupun demikian, menurut peraturan dan pedoman CTBUH,antena-antena Menara Willis tidak diperhitungkan sebagai sebagian dari ciri-ciri arsitekturnya. Sebaliknya, puncak-puncak pada Menara Petronas dihitung dalam ukuran ketinggian karena bukan merupakan tiang antena. Oleh karena itu, Menara Kembar Petronas melampaui ketinggian resmi Menara Willis dengan perbedaan 10 m (33 kaki), padahal Menara Willis memiliki jumlah lantai lebih banyak.
Terdapat sebuah jembatan udara yang menyambung kedua menara di lantai 41 dan 42, yang menjadikannya jembatan dua lantai tertinggi di dunia. Jembatan ini tidak dipasang langsung pada struktur utama, sebaliknya dirancang agar turun ke dalam dan ke luar menara agar tidak patah akibat angin kencang atau penggerakan lempeng seismik. Hal ini juga untuk mengendalikan akumulasi tekanan berlebihan yang terjadi di bagian tengah jembatan, karena jika jembatan dibangun begitu dekat dan terlalu mampat dengan struktur menara, perpindahan tekanan menyebar di sekitar jembatan yang akhirnya menciptakan fenomena "jembatan tertekan", yang dapat menyebabkan jembatan runtuh dengan mudah.[28] Jembatan ini terletak 170 m (558 kaki) dari permukaan jalan dan panjangnya 584 m (1,916 kaki), sednagkan beratnya 750 tonne (750,000 kg).
Jembatan udara Petronas juga sebenarnya diperkuat dengan 2 kaki retort yang tiap sisinya berpasangan; panjang setiap satu kaki yaitu 51 m.
Lantai 41 dan 42 juga dikenal sebagai podium, karena para pengunjung yang hendak ke lantai lebih tinggi harus berganti lift di sini. Jembatan ini terbuka untuk semua pengunjung, semua pengunjung yang ingin mengunjungi jembatan untuk tujuan rekreasi perlu mendapatkan tiket dan pas perjalanan. Awalnya tiket yang dikeluarkan adalah gratis, namun karena menjaga kualitas dan standar sistem pemeliharaan jembatan dan anjungan pemandangan yang dilihat semakin membutuhkan biaya yang tinggi, manajemen Jembatan.
Anjungan pemandangan terletak di lantai 86, Menara 2 Petronas. Perjalanan ke sana mengambil waktu 86 detik dari balai keberangkatan. Pengunjung yang memilih paket 2 sering diberi peluang hingga 45 menit untuk menyelesaikan kunjungan untuk jembatan udara dan anjungan pemandangan
Jembatan ini juga berperan sebagai piranti keamanan; jika terjadi kebakaran atau keadaan gawat darurat semacamnya di salah satu menara, maka para penghuni bisa mengosongkannya dengan menaiki jembatan ke menara yang satu lagi.[33] Evaluasi pengosongan dipicu oleh ancaman bom palsu pada 12 September 2001[34] (sehari setelah tragedi kehancuran menara kembar World Trade Center di New York) menunjukkan bahwa jembatan tersebut tidak berguna selama kedua bangunan perlu dikosongkan serentak, karena muatan tangga darurat tidak cukup untuk menghadapi kejadian seperti ini. Oleh karena itu, lift dirancang agar dapat digunakan jikalau kedua menara perlu dikosongkan, lantas berhasil karena latihan darurat menurut rancangan itu dalam tahun 2005.
Jembatan udara Menara Kembar Petronas ini juga selalu dilengkapi alat pemadam api mutakhir, terdapat juga sistem pendeteksi panas, asap dan suhu, dengan alarm keamanan dan alat percikan air. Terdapat juga panel penyedot asap di sisi jembatan untuk menyedot asap kebakaran jika kebakaran terjadi di dalam kompleks jembatan.


No comments:

Post a Comment