Monday, January 21, 2019

Kritik Arsitektur – Metode Kritik Normatif


Object : Petronas Twin Tower
Menara Kembar Petronas berada di kota Kuala Lumpur, Malaysia. Menara ini adalah pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada 1998 melampaui Willis Tower dan berakhir pada 2004 setelah dilampaui oleh Taipei 101 tetapi menara ini masih merupakan bangunan tertinggi di dunia pada abad 20.
Menara kembar Petronas memegang gelar sebagai menara tertinggi di dunia dari tahun 1998 hingga 2004 dari segi ukuran ketinggian asli ( dari lantai pintu masuk utama hingga lantai atas ) yang sesuai dengan aturan organisasi internasional yaitu Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban sejak 1969.
Menara Petronas dirancang oleh arsitek César Pelli dari Argentina, insinyur strukturnya Thornton Tomasetti, dibangun oleh pengembang KLCC Holdings Sdn Bhd selama 7 tahun dengan biaya US$ 1,6 Milyar. Menara yang dibuat setinggi 88 lantai ( + 5 bawah tanah ), luas 395.000m2 ( 4.252.000 ft2 ) dengan elevator sebanyak 78 buah,  dibuat dengan beton bertulang dengan eksterior dari metal dan glass, dirancang menyerupai motif seni islam untuk mencerminkan agama Islam di Malaysia. Pengaruh Islam yang lain adalah penampang lintang kedua menara yang berbentuk geometri dasar islam yaitu Rub al-hizb ditambah dengan bagian bundar untuk memenuhi keperluan ruang kantor. 
Menara ini dibangun di atas pondasi Pacuan Kuda Kuala Lumpur, Peletakan batu pertama pada 1 Januari 1992 tetapi pembangunan baru dimulai pada 1 Maret 1993 selesai 1 April 1994. Kedalaman batuan dasar sampai 120 meter, yang dibuat dalam waktu 1 tahun oleh Bachy Solentanche, menjadikan bangunan ini merupakan mempunyai  pondasi terdalam di dunia.
Menara 1 dibangun oleh konsorsium Jepang yang dipimpin oleh  Hazama Corporation dan Menara 2 dibangun oleh dua kontraktor Korea Selatan yaitu Samsung Engineering & Construction dan Kukdong Engineering & Construction. Jembatan kedua menara juga dikerjakan oleh Kukdong dan City Center oleh  B.L. Harbert International.
Pada proses pembangunan, karena kekurangan baja dan biaya untuk impor maka menara ini didirikan di atas beton bertulang yang amat kokoh yang tersusun bentuk radikal yang murah sekali. Beton yang sangat kokoh dikenal banyak kontraktor di Asia dan dua kali lebih efektif mengurangi guncangan dibandingkan baja. Oleh karena itu bangunan ini beratnya dua kali dibandingkan bangunan baja dan sejenisnya. Didukung oleh teras beton 23 x 23 meter dan lingkaran luar dengan tiang penopang super berjarak lebar, menara ini menggunakan sistem struktur canggih yang sesuai dengan profil bangunannya yang ramping serta menyediakan ruang kantor tanpa tiang seluas 560.000 m2.
Bangunan menara ini direnovasi 1 Januari 1997 dan baru diresmikan pada 1 Agustus 1999. Pada bagian bawah menara kembar ini terdapat pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Dewan Filharmonik Petronas.
            Menara Kembar Petronas menjadi bangunan tertinggi di dunia—sebelum didirikannya Taipei 101 pada tahun 2004—yang diukur hingga ke atas komponen strukturnya (puncak, bukan antena).Puncak (spire) dianggap sebagai bagian penting dalam arsitektur bangunan tersebut, dan jika diubah bisa jadi banyak mengganti penampilan dan arsitektur bangunan, sedangkan antena bisa dipasang atau dicabut tanpa mempengaruhi penampilan bangunan. Menara Kembar Petronas masih merupakan bangunan kembar tertinggi di dunia.
Menara Willis (dahulunya Spears) dan World Trade Center terdiri dari 110 lantai, sehingga lebih banyak 22 lantai dibandingkan Menara Kembar Petronas yang berjumlah 88 lantai. Atap dan tingkat tertinggi Menara Willis dan World Trade Center agak melebihi ketinggian atap dan tingkat tertinggi Menara Kembar Petronas. Antena tertinggi di Menara Willis adalah 75 m (246 kaki) lebih tinggi dibanding puncak-puncak Menara Kembar Petronas. Walaupun demikian, menurut peraturan dan pedoman CTBUH,antena-antena Menara Willis tidak diperhitungkan sebagai sebagian dari ciri-ciri arsitekturnya. Sebaliknya, puncak-puncak pada Menara Petronas dihitung dalam ukuran ketinggian karena bukan merupakan tiang antena. Oleh karena itu, Menara Kembar Petronas melampaui ketinggian resmi Menara Willis dengan perbedaan 10 m (33 kaki), padahal Menara Willis memiliki jumlah lantai lebih banyak.
Terdapat sebuah jembatan udara yang menyambung kedua menara di lantai 41 dan 42, yang menjadikannya jembatan dua lantai tertinggi di dunia. Jembatan ini tidak dipasang langsung pada struktur utama, sebaliknya dirancang agar turun ke dalam dan ke luar menara agar tidak patah akibat angin kencang atau penggerakan lempeng seismik. Hal ini juga untuk mengendalikan akumulasi tekanan berlebihan yang terjadi di bagian tengah jembatan, karena jika jembatan dibangun begitu dekat dan terlalu mampat dengan struktur menara, perpindahan tekanan menyebar di sekitar jembatan yang akhirnya menciptakan fenomena "jembatan tertekan", yang dapat menyebabkan jembatan runtuh dengan mudah.[28] Jembatan ini terletak 170 m (558 kaki) dari permukaan jalan dan panjangnya 584 m (1,916 kaki), sednagkan beratnya 750 tonne (750,000 kg).
Jembatan udara Petronas juga sebenarnya diperkuat dengan 2 kaki retort yang tiap sisinya berpasangan; panjang setiap satu kaki yaitu 51 m.
Lantai 41 dan 42 juga dikenal sebagai podium, karena para pengunjung yang hendak ke lantai lebih tinggi harus berganti lift di sini. Jembatan ini terbuka untuk semua pengunjung, semua pengunjung yang ingin mengunjungi jembatan untuk tujuan rekreasi perlu mendapatkan tiket dan pas perjalanan. Awalnya tiket yang dikeluarkan adalah gratis, namun karena menjaga kualitas dan standar sistem pemeliharaan jembatan dan anjungan pemandangan yang dilihat semakin membutuhkan biaya yang tinggi, manajemen Jembatan.
Anjungan pemandangan terletak di lantai 86, Menara 2 Petronas. Perjalanan ke sana mengambil waktu 86 detik dari balai keberangkatan. Pengunjung yang memilih paket 2 sering diberi peluang hingga 45 menit untuk menyelesaikan kunjungan untuk jembatan udara dan anjungan pemandangan
Jembatan ini juga berperan sebagai piranti keamanan; jika terjadi kebakaran atau keadaan gawat darurat semacamnya di salah satu menara, maka para penghuni bisa mengosongkannya dengan menaiki jembatan ke menara yang satu lagi.[33] Evaluasi pengosongan dipicu oleh ancaman bom palsu pada 12 September 2001[34] (sehari setelah tragedi kehancuran menara kembar World Trade Center di New York) menunjukkan bahwa jembatan tersebut tidak berguna selama kedua bangunan perlu dikosongkan serentak, karena muatan tangga darurat tidak cukup untuk menghadapi kejadian seperti ini. Oleh karena itu, lift dirancang agar dapat digunakan jikalau kedua menara perlu dikosongkan, lantas berhasil karena latihan darurat menurut rancangan itu dalam tahun 2005.
Jembatan udara Menara Kembar Petronas ini juga selalu dilengkapi alat pemadam api mutakhir, terdapat juga sistem pendeteksi panas, asap dan suhu, dengan alarm keamanan dan alat percikan air. Terdapat juga panel penyedot asap di sisi jembatan untuk menyedot asap kebakaran jika kebakaran terjadi di dalam kompleks jembatan.


Friday, December 21, 2018

Kritik Arsitektur – Metode Kritik Tipikal


Object : Marina Bay Sands
Marina Bay Sands adalah pusat hiburan terpadu, menghadap ke Teluk Marin di Singapura. Dikembangkan oleh Las Vegas Sands, dan merupakan investasi tunggal paling mahal di dunia dengan biaya SGD 8 miliar (sekitar Rp.56 triliun), termasuk biaya untuk lahannya.
Tempat wisata ini memiliki 2.561 kamar hotel, ruang pameran dan pertemuan seluas 120.000m², mal The Shoppesdan ArtScience MuseumSands Theatre dan Grand Theatre, tujuh restoran koki selebriti, dua pavilyun mengambang, kasino dengan lebih dari 600 meja judi dan 1.500 mesin jakpot. Kompleks ini dinaungi Sands SkyPark sepanjang 340 meter dengan kapasitas 3.900 orang dan kolam renang tanpa batas (infinity edge) sepanjang 150 meter, yang merupakan ruang menggantung terbesar di dunia dengan kantilever sejauh 67 meter di menara utara (Tower 3).
Tempat wisata terpadu seluas 20 hektar ini dirancang oleh Arsitek Moshe Safdie. Didampingi biro arsitek lokal Aedas Singapore, dan teknik sipil oleh Arup dan Parsons Brinkerhoff (MEP). Kontraktor utama adalah SsangYong Engineering and Construction.
            Menara miring namun tetap berdiri lurus di atas pondasi, yang memberikan tampilan kompleks yang unik. Tower 1, khususnya, memiliki kemiringan 26 derajat. Arsitektur ini juga mengikuti prinsip-prinsip Feng Shui untuk menciptakan keseimbangan energi yang sempurna dan harmonisasi dengan lingkungan. Sangat menarik untuk memperhatikan bahwa angka 26 (kemiringan menara 1)  dianggap sejahtera karena jika kedua angkanya ditambahkan akan menghasilkan angka 8, yaitu sebuah angka keberuntungan. Menurut saya hal dimana penerapan unsur-unsur feng shui ini sangan baik melihat juga dari sisi dimana tempat berdirinya bangunan ini.
Marina bay sands Singapore memiliki struktur yang sangan unik dan cukup rumit. Tiga menara berdiri sebagai modul individual, tetapi bersatu di Level 23, dan sekali lagi di bagian atas menara, oleh kantilever Sky Park dengan ketinggian 200 meter di atas kota. Jika itu terdengar mengagumkan, perhatikan pemandangan panjang dan luas Sky Spark.
Sebagai pelopor, kantilevernya 1,2 hektar, sama dengan 12.000 meter persegi. Itu sudah cukup untuk menampung lebih dari empat pesawat A380. Ruang seluas ini dimanfaatkan untuk restoran, kafe, 250 pohon, Infinity Pool (Kolam Renang Tanpa Batas) sepanjang 150 meter, dan galeri yang menawarkan pemandangan 360 derajat kaki langit Singapore dan perairan di sekitarnya. Bahkan panjang Sky Park melebihi ketinggian Menara Eiffel.
Terlepas dari kualitas arsitektur yang terlihat, kompleks tersebut memiliki sejumlah fitur desain yang tidak begitu menonjol. Karena ketinggiannya, bangunan ini rentan terhadap goyangan angin. Dengan kata lain, angin kencang dari laut lepas Singapore menyebabkan menara bergerak. Itulah sebabnya terdapat empat engsel gerak tepat di bawah kolam renang utama, untuk melawan tiupan-tiupan angin besar. Engsel-engsel ini bergerak rata-rata hampir 20 inci untuk menjaga struktur agar tetap stabil.
Dan karena berat bangunan tersebut, seluruh kompleks rentan terhadap cangkramannya ke bumi dari waktu ke waktu. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah serius dalam kemiringan, itulah sebabnya mengapa terdapat lebih dari 500 dongkrak di bawah struktur yang memungkinkan penyesuaian bila diperlukan. Dengan kata lain, sistem ini bekerja keras untuk menjaga ketinggian kolam renang tanpa batas.
Pencapaian lainnya yang tak terlihat dari arsitektur ini adalah sistem lingkungan yang menggunakan air hujan untuk sistem pendingin, dan elevator kinetik yang mendaur ulang bagian-bagian dari gerakannya untuk menghemat energi. Air hujan dikumpulkan di Art Science Museum dan didaur ulang untuk perairan di seluruh resort . Sebuah pencapaian arsitektur yang pantas mendapatkan pujian dari bagian bangunan itu sendiri maupun dari aspek pendukung.
             Terdapat banyak pencapaian arsitektur yang dibangun di resor, dari daya tarik desain dan struktural hingga sistem lingkungan dan ramalan Feng Shui. Dan semua ini menyatu untuk menciptakan sebuah tempat yang sangat istimewa di jantung kota Singapore.





Sunday, November 25, 2018

Kritik Arsitektur - Metode Kritik Interpretif

KRITIK ARSITEKTUR
Objek : Esplanade Singapore
Gedung pertunjukan adalah sebuah bangunan gedung dengan fungsi untuk melayani dan memfasilitasi berbagai macam pertunjukan. Gedung ini merupakan ruang semi publik yang memiliki tujuan untuk menghibur orang dengan pertunjukan yang ditampilkan. Menurut Neufert (2002:136), gedung pertunjukan terdiri dari beberapa macam, yaitu :

  •        Teater
Ciri khas teater adalah dengan adanya bentuk tempat duduk dilantai bawah (yaitu penonton duduk pada bidang besar berbentuk kurva yang menanjak/naik) dan melaluisebuah depan panggung yang tampak jelas, depan panggung yang dapat dicontoh ( bidang pertunjukkan sebelum pintu gerbang di ruang penonton ) ( Neufert ,2002:137).

  •               Opera
Opera berarti bentuk drama panggung yang seluruhnya atau sebagian dinyanyikan denganiringan orkes atau musik instrumental.Menurut Neufert (2002:137) gedung opera mempunyai karakter adanya sebuah pemisahan ruang yang jelas secara arsitektur antara ruang penonton dan panggungmelalui musik orkestra dan banyaknya tempat duduk ( 1000 sampai 4000 tempat duduk )dan sistem yang sesuai dengan tempat duduk tidak terikat ( lepas ) atau balkon, pentinguntuk jumlah penonton yang banyak.c.

  •        Bioskop ( Cinema )
Bioskop merupakan pertunjukan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorotmenggunakan lampu sehingga dapat bergerak (berbicara). (KBBI, 2006:125).Sedangkan menurut Poerwadarminta (1976:303), gedung berarti bangunan (rumah) untukkantor, rapat/tempat mempertunjukan hasil-hasil kesenian, sehingga bisa di simpulkan bahwa gedung bioskop merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat untukmenampilkan pertunjukan film.
Fungsi dari sebuah gedung pertunjukan berbanding lurus dengan pertunjukan yang ditampilkan, namun seiring berkembangnya jaman dan teknologi, sudah banyak gedung pertunjukan yang multi-fungsi, seperti Ballroom dengan fungsi sebagai dance hall, music concert, Public Performing Space dengan fungsi sebagai pementasan drama.
Pada awalnya dibangunnya gedung pertunjukan adalah untuk memfasilitasi atau mewadahi seniman local  untuk mengeksplorasi kreatifitas dan bakat. Dari yang saya lihat dan amati fungsi dibangunnya sebuah gedung pertunjukan mulai sedikit bergeser dalam artian banyak fasilitas dan fungsi baru yang tetap berhubungan dengan pertunjukan tetapi tetap mengutamakan pada fungsi utamanya.
Gedung pertunjukan umumnya dibangun di pusat kota dengan pertimbangan mudah dalam pencapaian/akses dan pengumpulan audience. Tidak sedikit juga gedung pertunjukan yang dibangun di pesisir pantai dengan tujuan untuk menampung lebih banyak massa karena daerah pesisir cenderung lebih luas dan cukup ideal untuk dibangun sebuah gedung pertunjukan. Gedung pertunjukan dapat berupa gedung yang berdiri sendiri maupun menjadi bagian dalam suatu gedung. akan tetapi menurut saya akan lebih ideal jika gedung pertunjukan di bangun menjadi sebuah gedung yang berdiri sendiri dikarenakan tidak bisa dipungkiri akan banyak sekali pengunjung yang datang jika sedang dilaksanakannya suatu pertunjukan akan mengganggu aktifitas lain jiga disatukan di dalam suatu gedung.
Lebih dari itu gedung pertunjukan juga dibangun untuk menjadi suatu icon kota, sehingga dibangun dengan arsitektural seindah dan semenawan mungkin untuk menarik perhatian. Serta sebisa mungkin gedung pertunjukan dapat menggambarkan karakteristik atau memiliki jiwa dari suatu kota atau negara tempat berdirinya gedung pertunjukan. Lahan terbuka di sekeliling bangunan alangkangkah baiknya dibuat nyaman dan dan teduh agar pengunjung juga dapat menikmati keindahan eksterior bangunan tersebut.
Hal yang telah saya jabarkan di atas sangan tergambar pada sebuah gedung pertunjukan yang berada di singapura yaitu Esplanade Singapore. Didesain oleh Russell Johnson bangunan yang sangan indah dan menawan dapat seketika mencuri pandangan setiap orang yang lewat di depannya. Terletak di Marina Bay, Singapore, Esplanade telah menjadi salah satu icon negara tersebut. Tidak hanya di karenakan bangunan tersebut yang terletak di daerah terkenal singapura, bentuk Esplanade yang menyerupai buah durian sangat menggambarkan ciri khas dari sebuah negara bagian asia tenggara. Dapat menampung lebih dari 2000 tempat duduk, Esplanade ideal menjadi sebuah gedung pertunjukan untuk sebuah negara.
Seperti itulah sebuah gedung pertunjukan yang ideal dari segi besaran, lokasi dan desain bangunan menurut sisi pandang saya sebagai seorang mahasiswa arsitektur. Karena gedung pertunjukan seni pun merupakan sebuah karya seni.



Monday, October 29, 2018

Kritik Arsitektur - Analogi Dalam Berarsitektur



            Dalam merancang, ada banyak cara yang digunakan. Salah satunya yaitu dengan merancang secara analogi. Merancang secara analogi mengambil sumber-sumber bentuk yang berasala dari alam yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Sumber tersebut dapat menjadi suatu symbol dari bangunan itu diambil hanya karena pertimbangan estetika belaka.
Analogi dalam berarsitektur terbagi atas beberapa jenis sebagai berikut:
Bangunan Analogi
Analogi merupakan salah satu pendekatan bentuk yang digunakan dalam dunia arsitektur. Pendekatan analogi dapat dikatakan berhasil jika pesan yang ingin disampaikan atau objek yang dianalogikan dapat dimengerti oleh mayoritas orang. Dalam konsep analogi, hal yang terpenting adalah persamaan antara bangunan dan objek yang dianalogikan. Maksud persamaan ini adalah pesan yang akan disampaikan nantinya. Bukan benar-benar bentuk atau pun ukuran bangunan yang serupa.
Konsep analogi sendiri terdiri dari berbagai macam kategori berdasarkan tipe analogi yang digunakan. Analogi dalam berarsitektur terbagi atas beberapa jenis sebagai berikut:
  • Analogi Personal (Personal Analogy)
Yang dimaksudkan oleh analogi personal adalah seorang arsitek yang membayangkan atau mengandaikan dirinya sendiri sebagai bagian dari permasalahan yang ada di dalam desain sebuah arsitektur. Hal ini dimisalkan seperti sang arsitek yang seolah-olah membayangkan dirinya sebagai bangunan yang menghadap ke suatu arah tertentu, bagaimana respon yang akan diterimanya terhadap cahaya matahari yang datang.
  • Analogi Langsung (Direct Analogy)
Direct analogy atau analogi langsung ialah analogi yang paling mudah dimengerti atau dipahami bagi orang-orang lain dibandingkan dengan tipe analogi lainnya. Dengan analogi ini, arsitek akan menyelesaikan permasalahan desain berdasarkan fakta dari cabang-cabang ilmu lain.
  • Anaolgi Simbolik (Symbolic Analogy)
Analogi simbolik adalah analogi dimana sang arsitek menyelesaikan permasalahan desain dengan cara menyisipkan makna tertentu secara tersirat. Analogi ini dapat dikatakan sebagai bentuk analogi tidak langsung.
Dari tiga macam analogi diatas, sudah banyak bangunan yang dihasilkan dan dirancang oleh seorang arsitek. Apa saja sih contoh bangunan yang dikatakan sebagai bangunan analogi? Berikut ini adalah deretan contoh bangunan analogi, yakni :

  1. Menara Eiffel, Prancis
eiffel tower
Well, siapa yang tidak tahu dengan Menara Eiffel? Pada awalnya, Menara Eiffel dibangun sebagai gerbang I’Exposition Universelle 1889, yakni sebuah World’s Fair yang bertepatan dengan 100 tahun dari peristiwa Revolusi Perancis. Meski pada saat berlangsungnya proses pembangunan mendapat banyak kecaman dan protes dari masyarakat setempat, akan tetapi Menara Eiffel tetap dibangun dari tahun 1887 sampai dengan tahun 1889.Desain dari Menara Eiffel ini ternyata juga menggunakan pendekatan analogi, lho! Menara Eiffel dirancang sebagai sebuah bangunan yang menggambarkan sesosok wanita feminim yang elegan. Menara Eiffel seakan merepresentasikan bagaimana seorang wanita anggun berdiri, bagaimana bentuk tubuhnya yang elegan.

  1. Ronchamp Chapel – Le Corbuzier
Ronchamp Chapel
Le Corbuzier adalah salah satu arsitek terkenal dan berpengaruh di dunia arsitektural. Karya Le Corbuzier yang satu ini banyak sekali dimiripkan dengan bermacam-macam objek seperti telapak tangan yang membuka seolah berdoa, atau juga seperti kapal laut, bentuk bebek, topi pelukis dan masih banyak lagi.
Akan tetapi, arti dari bangunan tersebut ternyata berbeda dengan apa yang dimaksud dari Le Corbuzier sendiri. Broadbent menuturkan bahwa inspirasi dari Ronchamp Chapel ini berasal dari sebuah cangkang kepiting yang secara tidak sengaja ditemukan oleh Le Corbuzier pada saat sedang berjalan-jalan di Pulau Long Island.

  1. Bird Nest Stadium, Beijing China – Herzang & De Meuron
bird nest stadium
Bird Nest Stadium, dibangun oleh sang arsitek berdasarkan inspirasinya kepada bentuk sarang burung. Maka dari itu, penamaan dari stadium ini sendiri mengadopsi kata “bird nest”. Analogi dari sarang burung ini terlihat tidak hanya dari segi estetis eksteriornya saja.
Akan tetapi juga pada sistem struktural yang dapat terlihat dari luar bangunan. Seluruh struktur yang terlihat dari bagian luar ini merefleksikan cabang sarang yang menyatu satu sama lain sehingga menghasilkan ketahanan yang luar biasa pada setiap elemen bangunannya.

  1. Turning Torso, Swedia – Santiago Calatrava
turning torso
Analogi yang diambil dari bangunan Turning Torso ini adalah pergerakkan tubuh manusia yakni bentuk tulang belakang yang seolah seperti dipilin. Analogi ini memberikan pembelajaran mengenai movement dan structure. Sang arsitek, Calavatra menyadari bahwa di dalam struktur itu sendiri terdapat movement yang tidak dapat dihindarkan lagi pasti akan terjadi.
Pada desain Turning Torso ini dapat dilihat struktur tulang belakang manusia masih sangat memungkinkan untuk terjadinya pergerakkan. Akan tetapi, masih dapat menjadi struktur yang kokoh dan masih dapat bertahan hingga saat ini.

  1. Montjuic Communication Tower – Santiago Calatrava
Montjuic Communication Tower
Menara komunikasi ini terletak di daerah Montjuic, Barcelona, Spanyol. Montjuic merupakan sebuah area olimpiade, dimana Torre Telofonica ini difungsikan sebagai pengirim siaran televisi Olimpiade Musim Panas pada tahun 1992.
Sebagai arsitek, Santiago Calatrava mendesain menara ini dengan menggunakan analogi seperti seorang atlet yang tengah memegang obor olimpiade. Hal ini dihasilkan berdasarkan pertimbangan site dan fungsinya. Menara ini pun menggunakan pentransformasian dari sebuah bentuk alam dengan representasi simbolik.
Demikianlah beberapa contoh bangunan analogi tersebut. Dari bangunan-bangunan diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep dapat lahir dari berbagai macam cara dan bentuk apapun.
Daftar Pustaka :
https://rumahlia.com/desain/contoh-bangunan-analogi


Tuesday, May 29, 2018

Golden Horn Bay Turkey


Golden Horn
For other uses, see Golden Horn (disambiguation).
Map of Istanbul's Historic Peninsula (lower left), showing the location of the Golden Horn and Sarayburnu (Seraglio Point) in relation to Bosphorusstrait, as well as historically significant sites (black), and various notable neighborhoods.
The Golden Horn (TurkishAltın BoynuzAncient Greek: Χρυσόκερας, ChrysókerasLatinSinus Ceratinus), also known by its modern Turkish name as Haliç ([hɑ̈ɫit͡ʃ]), is a major urban waterway and the primary inlet of the Bosphorus in IstanbulTurkey.
This prominent body of water is a horn-shaped estuary that joins Bosphorus Strait at the immediate point where the strait meets the Sea of Marmara, thus forming a narrow, isolated peninsula, the tip of which is "Old Istanbul" (ancient Byzantium and Constantinople), and the promontory of Sarayburnu, or Seraglio Point. The Golden Horn geographically separates the historic center of Istanbul from the rest of the city, and forms a natural, sheltered harbor that has historically protected GreekRomanByzantineOttoman and other maritime trade ships for thousands[1] of years.
While the reference to a "horn" is understood to refer to the inlet's general shape, the significance of the designation "golden" is more obscure, with historians believing it to refer to either the riches brought into the city through the bustling historic harbor located along its shores, or to romantic artistic interpretations of the rich yellow light blazing upon the estuary's waters as the sun sets over the city. Its Greek and English names mean the same, while its Turkish name, Haliç, simply means "estuary", and is derived from the Arabic word khaleej, meaning "gulf".
Throughout its storied past, the Golden Horn has witnessed many tumultuous historical incidents, and its dramatic vistas have been the subject of countless works of art



Description
1860-70 German map of Ottoman-era Istanbul, showing the Golden Horn (Sector B2) and its source rivers, Alibeyköy and Kağıthane.
The Golden Horn is the estuary of the Alibeyköy and Kağıthane Rivers. It is 7.5 kilometers (4.66 mi) long, and 750 meters (2,460 ft) across at its widest. Its maximum depth, where it flows into the Bosphorus, is about 35 meters (115 ft).
At present, the Golden Horn is spanned by five bridges. Moving from upstream to downstream (i.e. northwest to southeast), these are as follows:
1.     Haliç Bridge, completed in 1974, which connects the neighborhoods of Sütlüce and Defterdar
2.     Eski Galata Bridge (literally Old Galata Bridge), now-defunct, which used to connect the downstream neighborhoods of Karaköy and Eminönü, but was disassembled and relocated upstream between Ayvansaray and Keçeci Piri following extensive damage in 1992 caused by a fire originating in the kitchen of one of the restaurants located on the bridge's lower level. Originally dating back to 1912, the now-retired structure is no longer used for vehicular or pedestrian traffic, but functions as a seasonal outdoor exhibit and event space attached to Haliç Park.
3.     Atatürk Bridge, aka Unkapanı Bridge, completed in 1940, which connects Kasımpaşa and Unkapanı
4.     Golden Horn Metro Bridge, a pedestrianized railway crossing, completed in 2014, that extends subway line M2 of the Istanbul Metro across the Golden Horn
5.     Galata Bridge (its fifth incarnation, completed in 1994), between Karaköy and Eminönü
History
Seraglio Point from Pera, with the Bosphorus(left), the entrance of the Golden Horn (center and right), and the Sea of Marmara (distance) with the Princes' Islands on the horizon.
Gol
An aerial view of Galata (foreground), the Historic Peninsula (background), and the new Galata Bridge, which straddles the Golden Horn and, connects its two shores at the point where it meets the Bosphorus(off the picture, left) and the Sea of Marmara (behind the Historic Peninsula). Seraglio Point is located at the eastern tip of the Historic Peninsula (center, left). The Princes' Islands are along the horizon, at upper left.
Archaeological records show a significant urban presence on and around the Golden Horn dating back to at least the 7th century BC, with smaller settlements going as far back as 6700 BC as confirmed by recent discoveries of ancient ports, storage facilities, and fleets of trade ships unearthed during the construction works of the Yenikapı subway station and the Marmaraytunnel project.
Indeed, the deep natural harbor provided by the Golden Horn has always been a major economic attraction and strategic military advantage for inhabitants of the area, and the Eastern Roman colonizers that established Nova Roma along its shores, which became, in order, ByzantiumConstantinople, and ultimately, Istanbul, were no different.
The Byzantine Empire had its naval headquarters there, and walls were built along the shoreline to protect the city of Constantinople from naval attacks. At the entrance to the Horn on the northern side, a large chain was pulled across from Constantinople to the old Tower of Galata to prevent unwanted ships from entering. Known among the Byzantines as the Megàlos Pyrgos (meaning "Great Tower" in Greek), this tower was largely destroyed by the Latin Crusaders during the Fourth Crusade in 1204. In 1348, the Genoese built a new tower nearby which they called Christea Turris (Tower of Christ), now called Galata Tower.
There were three notable times when the chain across the Horn was either broken or circumvented. In the 10th century the Kievan Rus' dragged their longships out of the Bosphorus, around Galata, and relaunched them in the Horn; the Byzantines defeated them with Greek fire. In 1204, during the Fourth CrusadeVenetian ships were able to break the chain with a ram. In 1453, Ottoman Sultan Mehmed II, having failed in his attempt to break the chain with brute force, instead used the same tactic as the Rus'; towing his ships across Galata over greased logs and into the estuary.
After the Ottoman conquest of Constantinople in 1453, Mehmed II resettled ethnic Greeks along the Horn in the Phanar (today's Fener). Balat continued to be inhabited by Jews, as during the Byzantine age, though many Jews decided to leave following the takeover of the city. This area was repopulated when Bayezid II invited the Jews who were expelled from Spain to resettle in Balat.
In 1502, Leonardo da Vinci produced a drawing of a single-span 240-metre (790 ft) bridge over the Golden Horn as part of a civil engineering project for Sultan Bayezid II. Leonardo's drawings and notes regarding this bridge are currently displayed at the Museo della Scienza e della Tecnologia in MilanItaly. While the original design was never executed, the vision of Leonardo's Golden Horn Bridge was resurrected in 2001, when a small footbridge based on Leonardo's design was constructed near Ås in Norway by Vebjørn Sand.
Until the 1980s, the Horn was polluted with industrial waste from the factories, warehouses, and shipyards along its shores. It has since been cleaned, and the local fish, wildlife, and flora have been largely restored.
Nowadays, the Golden Horn is settled on both sides, and there are parks along each shore. The Istanbul Chamber of Commerce is also located along the shore, as are several MuslimJewish and Christian cemeteries. Other institutions along the Horn's banks include museums, congress and cultural halls, supporting facilities of the Turkish Navy, and campuses of various universities.
Today, the Horn's rich history and natural beauty make it a hugely popular tourist attraction in Istanbul, visited by 10 million international vacationers annually.
In popular culture
The Golden Horn is featured in many works of literature dealing with classical themes. For example, G. K. Chesterton's poem Lepanto contains the memorable couplet "From evening isles fantastical rings faint the Spanish gun, / And the Lord upon the Golden Horn is laughing in the sun."


Monday, April 10, 2017

Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Latar belakang
Falsafah pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai-nilai tersebut adalah:
1.   Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2.   Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3.   Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
Aspek sosial budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadatbahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam budaya.
Aspek sejarah
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
Fungsi
Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda.
1.   Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
2.   Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
3.   Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
4.   Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:
·         Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia BelandaMuh. Yamin menyatakan Indonesia meliputi SumateraJawaSunda Kecil, BorneoCelebesMaluku-AmbonSemenanjung MelayuTimorPapuaIr. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
·         Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
·         Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:
1.   Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
2.   Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
3.   Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.
Tujuan
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
1.   Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
2.   Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
Implementasi
Kehidupan politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu:
1.   Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
2.   Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.
3.   Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
4.   Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
5.   Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
Kehidupan ekonomi
1.   Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
2.   Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
3.   Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
Kehidupan sosial
Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi dalam kehidupan sosial.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :
1.   Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi budayastatus sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2.   Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
Kehidupan pertahanan dan keamanan
Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu : Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
1.   Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
2.   Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.