Dalam
arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu ilmu penghubung antara
manusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga mempelajari pengetahuan
tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan
arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan. Istilah arsitektur
biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lainProf. Mag.arch,
Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Sebenarnya,
arsitekturbiologis bukan merupakan hal yang baru, sebab sejak ribuan tahun yang
lalu nenek moyangkita telah menerapkan konsep dasar dari arsitektur biologis
ini, yaitu dengan membangun rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan
yang diambil dari alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan
rancang bagun yang dapat tahan dengan segala macam ancaman alam, seperti hewan
buas dan bencana seperti banjir, longsor,gempa, dan lain-lain.
Hal ini menjadi konsep arsitektur biologis saat ini menjadi
lebih kontemporer. Arsitektur biologis akan mempergunakan teknologi alamiah
untuk menetrasi keadaan kritis alam yang sudah mulai terancam, untuk
meningkatkan kualitas kehidupanyaitu kerohanian, dan kualitas bangunan dengan
bagian-bagian material.
Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur
biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam, seperti kayu, bambu, rumbia,
alang-alang dan ijuk. Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan
konstruksi yang sesuaidengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana,
bentuk bangunannya punditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya dan oleh
fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dengan cara membangunnya. Arsitektur
tradisional merupakan contoh dari arsitektur biologis.